Posted
by Autisme Girl Blog's at Thursday, March 21, 2013
A. Pembagian
Ilmu Ekonomi Berdasarkan Ruang Lingkupnya
1. Ekonomi
Makro
> Ekonomi
Makro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
agregat (keseluruhan).
>
Meliputi : 1. Pendapatan Nasional
2. Kesempatan Kerja dan/atau pengangguran
3. Jumlah Uang Beredar
4. Laju Inflasi
5. Pertumbuhan Ekonomi
6. Neraca Pembayaran Internasional
>
Analisisnya bersifat umum & tidak membahas hal-hal yang rinci
>
Analisisnya berusaha memebri jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
a.
Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian?
b. Mengapa
pertumbuhan ekonomi tidak selalu tinggi?
c. Mengapa
kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil?
d. Mengapa
pengangguran dan kenaikan harga-harga terus terjadi?
>
Analisis ekonomi makro menerangkan pula kebijakan-kebijakan yang dapat
diterapkan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut
>
Secara ringkas masalah ekonomi makro utama yang dihadapi suatu negara adalah
masalah pertumbuhan ekonomi, ketidakstabilan kegiatan ekonomi, pengangguran,
inflasi, serta ketimpangan neraca perdagangan dan neraca pembayaran
2.
Ekonomi Mikro
>
Ekonomi Mikro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari variabel-variabel ekonomi
dalam lingkup kecil, misalnya perusahaan, rumah tangga masyarakat, dll.
>
disebut juga teori harga (price theory)
>
Price Theory adalah teori yang membahas mengenai aliran barang dan jasa dari
sektor perusahaan (produsen) ke sektor rumah tangga (konsumen), serta aliran
faktor produksi dari sektor konsumen (pemilih faktor produksi) ke produsen
(pengguna faktor produksi).
>
Ekonomi mikro membahas aspek-aspek berikut :
a.
Bagaimana dan mengapa pelaku ekonomi membuat keputusan ekonomi?
b.
Perilaku dan interaksi produsen dan konsumen
c.
Sifat-sifat dan karakter produsen dan konsumen
d.
Biaya peluang yang timbul sebagai konsekuensi pilihan yang diambil
>
Asumsi-asumsi yang digunakan :
a.
Pelaku-pelaku ekonomi bertindak mengikuti keinginan pribadi (self-interested
behavior)
b.
Produsen dan konsumen bertindak rasional
c.
Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin didapatnya, sedangkan
produsen berusaha memaksimumkan keuntungan yang diperolehnya
d.
Kelangkaan faktor-faktor produksi
B.
Persoalan Ekonomi Nasional
> Pertumbuhan
Ekonomi
- Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan perkembangan kegiatan perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah
- Masalah pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kemampuan perekonomian
dalam menghasilkan barang dan jasa dari waktu ke waktu
> Kestabilitasan
Pertumbuhan Ekonomi
- Kemunduran ekonomi akan menimbulkan pengangguran, sedangkan pertumbuhan
ekonomi yang terlalu pesat akan mengakibatkan timbulnya inflasi
- Pengangguran maupun inflasi dapat berakibat buruk terhadap
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha agar
pergerakan dalam suatu siklus bisa lebih stabil
> Pengangguran
- Faktor utama yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah kekurangan
permintaan agregat
- Selain kekurangan agregat, ada faktor lain yang menjadi penyebab
terjadinya pengangguran, yaitu pemakaian mesin modern, ketidakcocokan
keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan,
perubahan musim, dan perubahan struktur perekonomian
> Inflasi
- Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian yang menyebabkan kenaikan
harga-harga barang secara umum yang terjadi terus menerus
- Penyebab terjadinya inflasi adalah :
* bertambahnya biaya produksi
* kelebihan permintaan barang dan jasa
* Kelebihan jumlah uang yang beredar
* Penimbunan barang oleh para pedagang
> Defisit
Neraca Anggaran
- Neraca pembayaran yang merupakan suatu catatan sistematis yang berisi
tentang transaksi ekonomi antara satu negara dengan negara lain dalam periode
tertentu
- Terjadi jika pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar
negeri
> Kemiskinan
dan Pemerataan Pendapatan
- Kemiskinan hanya akan menciptakan lingkaran setan dalam pelaksanaan
pembangunan sehingga menjadi faktor penghambat dalam pembangunan
- Sistem pemerataan yang tidak efektif menyebabkan konglomerasi, sehingga
dana-dana dalam masyarakat terkonsentrasi pada sekelompok pemilik modal
C.
Kebijakan-kebijakan Untuk Mengatasi Masalah Ekonomi
1)
Meningkatkan investasi di Indonesia, baik yang berasal dari dalam negeri maupun
luar negeri
2)
Penerapan program-program pengentasan kemiskinan, seperti Inpres Desa
tertinggal (IDT), transmigrasi, Jaring Pengaman Sosial dan Bantuan Langsung
Tunai untuk meringankan beban penduduk miskin
3)
Pembangunan proyek-proyek padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan
program pemberdayaan UKM untuk mengatasi masalah pengangguran
4)
Penetapan kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat kontraktif untuk
mengontrol jumlah uang yang bereda, sehingga tingkat inflasi berada pada level
yang ditargetkan
5)
Meningkatkan penerimaan pemerintah, seperti dari pajak dan ekspor untuk
mengatasi defisit anggaran
6)
Menerapkan good corporate governance untuk sistem perbankan di
Indonesia agar terciptanya sistem perbankan dan sistem moneter yang sehat dan
stabil
7)
Melakukan penelitian dan pengembangan untuk mencari sumber energi alternatif
sebagai pengganti BBM
PENDAPATAN
NASIONAL
I. Pengertian
Pendapatan
nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam
satu periode,biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan
anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama
setahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir
pendapatan nasionalnegaranya.pada tahun 1665. Namun pendapat tersebut
tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu
ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk
Nasional Bruto (gross National Product, GNP) yaitu seluruh jumlah barang dan
jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara yang diukur menurut harga
pasar. Oleh karena itu pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai
total barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam kurun waktu tertentu
(biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.
1. Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic Product GDP)
Produk
domestic bruto merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama 1 tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah suatu Negara.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat
bruto/kotor. Semua hasil produksi orang/perusahaan asing di dalam negeri yang
harus dibayarkan disebut factor income payment to aboard, sedangkan hasil
produksi diluar negeri yang diterima disebut factor income receipt from
aboard. Apabila yang dibayarkan lebih kecil daripada yang diterima, maka akan
terjadi pembayaran ke dalam negeri. Selisihnya merupakan pendapatan neto ke
luar negeri atau disebut net factor income payment to aboard.
Jika
net factor income tersebut diberi notasi n maka
GDP – n
= GNP atau GNP + n = GDP
Pada
pembahasan selanjutnya nanti akan dibahas pula metode penghitungan pendapatan
nasional yang melalui pendekatan / metode produksi.
2. Produk
Nasional Bruto (Gross National Product GNP)
Produk
Nasional Bruto atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduk suatu Negara (nasional) selama 1 tahun. Dalam
pengertian PNB (GNP) ini, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga Negara yang berada diluar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi diwilayah Negara tersebut.
Apabila ada hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi diwilayah Negara
Indonesia, harus dikurangkan. Sebenarnya perbedaan PDB dengan PNB terletak
pada net factor income saja.
Jika
GDP lebih besar dari GNP, maka penanaman modal asing lebih besar dari penanaman
modal Negara tersebut diluar negeri. Keadaan seperti ini merupakan indikasi
bahwa Negara itu belum meluaskan usahanya ke luar negeri dan masih menerima
banyak modal dari luar negeri. Sebaliknya, jika GDP lebih kecil dari GNP
biasanya Negara itu mampu menanamkan modal lebih banyak di luar negeri daripada
menerima modal asing dari luar negeri. Produk nasional Bruto merupakan
pendapatan nasional yang diperoleh melalui pendekatan metode pengeluaran.
3. Produk
Nasional Neto (Net National Product)
Produk
Nasional neto (NNP) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan yang
disebut juga replacement dari barang modal. Replacement atau
penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai dalam
proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat
dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relative kecil.
Berikut
rumus untuk mengetahui NNP :
NNP =
GNP – Penyusutan (Replacement)
4. Pendapatan
nasional Neto (Net National Income)
Pendapatan
Nasional Neto (NNI) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNi
dapat diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung
adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain, contoh pajak
penjualan, pajak hadiah, pajak impor, bea ekspor, dan cukai- cukai.
Berikut
rumus untuk mencari NNI :
align=”center”>
NNI =
NNP – Pajak Tidak Langung
Namun
bila terdapat depresiasi atas suatu kegiatan produksi maka NNP akan dikurangi
pula dengan jumlah depresiasi tersebut. hal ini dikarenakan setiap kegiatan produksi
pasti akan diikuti penyusutan dari berbagai sector yang terkait didalamnya.
5. Pendapatn
Perseorangan (Personal Income)
Pendapatan
perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan
diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana
pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang
pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan,
terlebih dahulu NNI harus dikurangi dengan :
– pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah),
– laba
yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan
– iuran
pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan
dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja (pension). Juga termasuk iuran jaminan sosial serta iuran asuransi.
Berikut
adalah cara untuk mengetahui pendapatan perseorangan (PI) :
PI =
NNI – (pajak perusahaan + laba ditahan + iuran jaminan sosial) + transfer
payment
6. Pendapatan
yang Dapat Dibelanjakan (Disposable Income)
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini
diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan. Berikut adalah cara untuk mengetahui pendapatan
yang dapat dibelanjakan (Disposable Income) :
Disposable
income = Personal Income – Direct tax (Pajak Pengahasilan)
II. Penghitungan
Pendapatan Nasional
Seperti
yang telah diuraikan sebelumnya pendapatan nasional bisa saja berbentuk PDB
atau GNP. Dalam perhitungannya, kedua unsur ini tidak dibedakan secara jelas.
Namun biasanya orang hanya akan menghitung PDB atau GDP karena GNP dapat
diperoleh dengan menambahkan PDB atau GDP dengan net income from aboard.
Untuk menghitung pendapatan nasional dapat digunakan tiga metode yaitu :
a. Pendekatan
Produksi
Penghitungan
pendapatan nasional dengan pendapatan produksi adalah dengan menghitung jumlah
produksi masing – masing sector ekonomi kemudian dijumlahkan. Metode ini dapat
juga dilakukan dengan cara keseluruhan nilai tambah dari semua sector kegiatan
ekonomi. Ketika menghitung pendapatan nasional harus dihindarin terjadinya
perhitungan ganda. Oleh karena itu, pendekatan produksi diperoleh dengan
menjumlahkan nilai tambah (bukan nilai jual) seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan. Apabila di suatu Negara terdapat beberapa sector, yaitu sector
ekstraktif (E), agraris (A), industry (I), niaga/perdagangan (N), dan jasa (J),
maka nilai yang diperoleh disebut national income yang dirumuskan sebagai
berikut :
NI = E
+A + I + N + J
Penghitungan
pendapatan nasional dengan metode produksi ini dedasarkan atas jumlah hasil
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat atau negara dalam satu tahun. Semua
nilai hasil akhir barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Hal ini berarti bahwa
pendapatan nasional atas dasar harga pasar (NI) besarnya sama dengan produk
nasional atas dasar harga pasar. Nilai pendapatan nasional diperoleh dengan
cara menjumlahkan nilai – nilai tambahan yang diciptakan oleh tiap – tiap
sector yang ada dalam perekonomian. Seluruh nilai tambahan yang diciptakan
dalam suatu sector merupakan nilai produksi dari sector tersebut yang
disumbangkan kepada pendapatan nasional. Selain untuk menunjukkan besarnya
kontribusi dari tiap –tiap sector ekonomi kepada pendapatan nasional,
penghitungan dengan cara produksi dilakukan hanya dengan menjumlahkan niulai –
nilai tambahan yang diciptakan adalah dengan tujuan untuk menghindari
penghitungan 2 kali.
b. Pendekatan
Pendapatan
Pendapatan
nasional ditentukan dengan menjumlahkan pendapatan yang diperoleh para pekerja,
pendapatan para pengusaha, dan pendapatan pemilik modal yang dapat berupa upah
atau gaji, bunga modal, dan laba. Dalam pendekatan pendapatan, PDB atau GDP
didefinisikan sebagai total pendapatan dari faktor – faktor produksi yang
terlibat dalam proses produksi disuatu Negara dalam periode tertentu.
Menurut Suryana,
pendekatan ini dilakukan dengan cara menjumlahkan pendapatan dari faktor –
faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Pendapatan
yang dihitung adalah pendapatan yang diperoleh oleh mereka yang memiliki faktor
– faktor produksi, seperti pemilik modal, pekerja, dan pengusaha. Para pemilik
faktor produksi ini masing – masing memperoleh gaji, sewa, bunga modal, dan
profit yang dilambangkan dengan wages (w), rent (r), interest (i), dan
profit (p). dengan demikian NI dirumuskan :
NI = w
+ r + i + p
Penghitungan
pendapatan nasional dengan metode pendapatan, pada umumnya menggolongkan
pendapatan yang diterima sector – sector produksi dengan cara sebagai berikut :
Pendapatan
para pekerja, yakni gaji dan upah.
Pendapatan
dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan).
Pendapatan
dari sewa.
Bunga
neto, yakni seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga
pinjaman konsumsi dan bunga pinjaman pemerintah.
Keuntungaan
perusahaan.
Bunga
pinjaman pemerintah dan bunga pinjaman untuk konsumsi tidak dihitung sebagai
bagian dari pendapatan nasioal. Hal ini karena pembayaran bunga tersebut bukanlah
bunga yang dibayarkan kepada modal yang dimiliki oleh masyarakat dan
perusahaan, yang dipinjamkan dalam kegiatan yang bertujuan untuk melakukan
pembentukan modal/investasi. Berdasarkan alasan yang sama bunga yang dibayar
oleh konsumen untuk membeli batang – barang konsumsi secara cicilan tidak
termasuk sebagai bagian dari pendapatan nasional.
c. Pendekatan
Pengeluaran
Berdasarkan
metode ini, pendapatan nasional dapat dihitung dari seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh seluruh masyarakat, pengeluaran masyarakat dapat dibedakan
sebagai berikut :
Pengeluaran
konsumsi rumah tangga
Pengeluaran
konsumsi pemerintah, baik pusat maupun daerah,
Pembentukan
modal tetap bruto seperti persediaan barang – barang dan alat – alat produksi
tahan lama.
Ekspor
barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa.
Apabila
pengluaran konsumsi rumah tangga dilambangkan (C), pengeluaran konsumsi
pemerintah dilambangkan (G) pembentukan investasi dilambangkan dengan (I),
ekspor barang dan jasa dilambangkan (X), dan impor barang dan jasa dilambangkan
dengan (M), maka NI dirumuskan :
PN = C
+ G + I + (X – M)
III. Pendapatan
per Kapita
Pendapatan
per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.
Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk
negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per
kapita.Pendapatan
per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya,
semakin makmur negara tersebut. dengan demikian pendapatan per kapita adalah
pendapatan rata – rata penduduk suatu Negara. Sehingga rumusnya adalah :
Pendapatan
per Kapita = Jumlah pendapatan Nasional
Jumlah
Penduduk
jika
penpadatan nasional untuk berbagai tahun diketahui, menentukan pendapatan per
kapita bukanlah hal sulit. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata – rata
penduduk. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pendapatan per kapita dalam suatu
tahun tertentu adalah dengan cara membagi pendapatan pada tahun tertentu dengan
jumlah penduduk pada tahun tersebut. untuk menentukan tingkat pertumbuhan
pendapatan per kapita dari tahun ke tahun dapat dityentukan dengan cara
penentuan pendapatan nasional rill, yaitu dengan rumus berikut :
GT =
PNRt – PNRt-1 / PNRt-1 x 100%
Keterangan
: GT = Pertumbuhan pendapatan per
kapita yang dinyatakan dalam persen.
PNRt
= Pendapatan per kapita pada tahun t
PNRt-1 = Pendapatan per kapita pada tahun ke (t-1) sebelum
tahun ke– t
Kegunaan Perhitungan
Pendapatan per Kapita adalah sebagai berikut :
ᴥ.
Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu Negara dengan Negara
lain.
ᴥ.
Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu Negara dengan Negara lainnya.
ᴥ.
Sebagai data untuk kebijakan atau sebagai bahan baku pertimbangan
mengambil
kebijakan mengambil langkah di bidang ekonomi.
ᴥ.
Sebagai data untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu
Negara dari tahun ke tahun
IV. Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pembangunan
suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung suatu perencanaan yang
mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan, dan evaluasi
hasil – hasil pembangunan. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik
perlu menggunakan data statistic yang memuat informasi tentang kondisi rill
suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau
akan dilaksanakan dapat dimonitor dan dievaluasi.
Produk
Domestik Regional bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah atau jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu
daerah dalam satu tahun tertentu. PDRB dihitung berdasarkan harga barang yang
berlaku dan atas harga konstan. PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai –
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun
tersebut, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun dasar.
PDRB
merupakan jumlah bruto yang dihasilkan suatu daerah dalam satu tahun tertentu.
Perbedaan antara konsep neto dan bruto ialah konsep bruto masih mengandung komponen
penyusutan, sedangkan pada konsep neto komponen penyusutan tersebut telah
dikeluarkan. Dengan demikian, PDRN sama dengan PDRB dikurangi dengan biaya
penyusutan atas barang modal yang digunakan dalam proses produksi barang dan
jasa.
Metode
Penghitungan PDRB atas Dasar Harga Berlaku
Penghitungan PDRB suatu daerah secara umum dapat dilakukan dengan menggunakan 2
metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode lamngsung
adalah metode penghitungan PDRB dengan cara langsung menghitung nilai tambah
yang terbentuk atau diperoleh pada masing – masing komponen penyusunan yaitu
dengan cara :
Pendekatan
Produksi
Yaitu
dengan cara menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang berhasil
diciptakan oleh masing – masing kegiatan ekonomi yang ada pada suatu wilayah
dan kemudian menjumlahkannya
Pendekatan
pendapatan
Yaitu
dengan menghitung semua balas jasa yang diterima oleh masing – masing faktor
produksi, yaitu upah dan gaji, dan surplus usaha serta ditambah dengan unsur
penyusutan dan pajak tidak langsung neto.
Pendekatan
Pengeluaran
Perhitungan
PDRB dengan pendekatan pengeluaran bertitik pada penggunaan akhir dari
barang/jasa di wilayah kabupaten/kota. Jadi, PDRB dihitung berdasarkan komponen
pengeluaran akhir yang menggunakan /mengkonsumsi nilai tambah.
Metode
Perhitungan PDRB atas Dasar harga Konstan
Perhitungan
atas dasar harga konstan ini berguna untuk perencanaan ekonomi secara
keseluruhan atau secara sektoral. Oleh karena itu, untuk dapat mengukur
perubahan volume produksi dan perkembangan produktivitas secara nyata, faktor
pengaruh perubahan harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas
harga konstan dilakukan dengan membandingkan output pada tahun berjalan dengan
indeks harga. Dari segi metode statistic, nilai tambah atas dasar harga konstan
dapat diperoleh dengan beberapa metode sebagai berikut.
Revaluasi
Metode
ini dilakukan dengan cara mengalikan volume produksi barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun yang berjalan dengan harga barang dan jasa tersebut pada tahun
dasar.
Ekstrapolasi
Metode
ini dilakukan dengan cara membagi nilai produksi pada tahun berjalan dengan
suatu indeks volume dan dikalikan 100. Indeks volume yang digunakan sebagai
ekstrapolasi dapat merupakan indeks dari masing – masing produksi yaitu tenaga
kerja, jumlah perusahaan, dan lainnya yang dianggap sesuai.
Deflasi
Metode
ini, dilakukan dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu
indeks harga sebagai deflator dan dikalikan 100. Indeks harga yang digunakan
sebagai deflator adalah indeks harga yang sesuai dengan sifat dan komoditas
dari kegiatan ekonomi yang dihitung nilainya, seperti indeks harga produsen,
indeks harga bahan bangunan, indeks harga bahan pertambangan dan sebagainya.
Deflasi
berganda
Metode
ini dilakukan dengan mendeflasikan secara terpisah antara output dan biaya
antara atau nilai tambah dari masing – masing kegiatan ekonomi. Indeks harga
yang digunakan sebagai deflatopr untuk menghitung output biasanya merupakan
indeks harga produsen sedangkan untuk menghitung indeks biasanya merupakan
harga dari komponen input terbesar.
V. Produk
Domestik Bruto dan Kemakmuran
Semakin
tinggi produksi masyarakat, semakin tinggi pula pendapatan nasional.
Perbandingan antara tingkat pendapatan nasional dengan banyaknya jumlah
penduduk dan penerima pendapatan di kalangan penduduk menunjukkan tingkat
kemakmuran. Tingkat kemakmuran bagi Negara – Negara atau daerah yang hanya
bergantung pada hasil – hasil yang ada pada daerah sendiri ditentukan oleh
faktor berikut :
Kekayaan
berupa sumber – sumber ekonomi ( kekayaan alam)
Jumlah
penduduk
Kemampuan
penduduk dalam menerapkan teknik produksi.
Faktor
– faktor tersebut dapat dirumuskan :
K =
AT / P
Untuk
mencapai tingkat kemakmuran suatu Negara dibutuhkan pertumbuhan ekomoni yang
dinamis. Pertumbuhan ekonomi terjadi jika ada kenaikan PDB dari tahun
sebelumnya dengan mengabaikan pertumbuhan penduduk.
VI. Manfaat
dan Tujuan Penghitungan Pendapatan Nasional
Setelah
kalian mempelajari pendapatan nasional, mulai pengertian, cara perhitungan,
komponen dan konsepnya, manfaat apa yang dapat diperoleh? Sekarang akan
dikemukakan manfaat yang dapat diperoleh dari mempelajari pendapatan nasional.
Adapun
manfaat tersebut sebagai berikut:
a.
Dapat mengetahui/menelaah struktur ekonomi suatu negara.
b.
Dapat membandingkan perekonomian suatu negara, masyarakat bahkan keluarga dari
suatu waktu ke waktu lainnya.
c.
Dapat membandingkan perekonomian antardaerah.
d.
Dapat menghitung atau memperkirakan pendapatan pribadi atau keluarga dalam satu
periode tertentu.
Tujuan
Perhitungan Pendapatan Nasional
Tujuan
mempelajari perhitungan pendapatan nasional, sebagai berikut:
a. Untuk melihat kemajuan masyarakat dan negara di bidang
perekonomian serta melihat pemerataan pembangunan guna
mencapai keadilan dan kemakmuran.
b. Untuk memperoleh taksiran akurat tentang nilai barang dan jasa yang
dihasilkan suatu masyarakat dalam satu tahun.
c. Untuk mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang
memengaruhi tingkat perekonomian suatu negara.
d. Untuk membantu membuat rencana dan melaksanakan program pembangunan
berjangka guna mencapai tujuan pembangunan nasional.
VII. Faktor
yang memengaruhi
Permintaan
dan penawaran agregat
Permintaan
agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli
oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran
agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan
jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga
tertentu.Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan
nasional. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka
perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga,
tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya
kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga
dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi
tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung
menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional)
dan menambah pengangguran.
Konsumsi
dan tabungan
Konsumsi
adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya.
Hal ini dapat kita lihat dari pendapatKeynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang
membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan
pendapatan.
Investasi
Pengeluaran
untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
0 komentar:
Posting Komentar